Jumat, 23 Desember 2011

Study Kelayakan Bisnis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia sejak dulu di tunjang dari sektor migas dan non migas, tapi sektor migas dan pertanian lebih mendominasi pendapatan negara pada saat itu. Namun, saat ini sektor non migas yang lainnya seperti perdagangan dan perindustrian atau perusahaan manufaktur sudah banyak menyumbang pendapatan negara Indonesia dan ikut berperan serta dalam mengumpulkan devisa bagi negara.
Dari berbagai sektor usaha, perdagangan dan industri atau perusahaan manufaktur kini mulai tampak mendominasi usaha di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pedagang-pedagang yang menjual barang dagangannya dari mulai tempat di pasar kaki lima, sampai di mal-mal atau swalayan besar lainnya. Pesatnya perkembangan perusahaan manufaktur di Indonesia disebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat pesat dari tahun ke tahun, sehingga permintaan akan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup juga terus meningkat. Oleh karena itu, usaha-usaha kecil seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi juga ikut memiliki andil yang cukup penting dalam menentukan peningkatan perekonomian di Indonesia.
Sehubungan dengan hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk memberikan gambaran mengenai usaha kecil ini melalui sebuah contoh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bernama Arnity’s Manik yang bergerak di bidang seni kerajinan tangan, untuk mengetahui bagaimana kinerja usaha-usaha kecil yang ada di Indonesia, cukup baik atau perlu adanya peningkatan dalam pemberian kebijaksanaan supaya para pengusaha UMKM itu dapat menjalankan kegiatan operasionalnya lebih baik lagi.



1.2 Alasan Pemilihan Judul
Bisnis kerajinan tangan terus menjadi tren di kalangan pebisnisnya. Permintaan akan produk konveksi datang silih berganti dalam jumlah partai kecil hingga besar. Order dari komunitas-komunitas yang ingin menyelenggarakan acara tertentu, pakaian seragam dari sekolah-sekolah di setiap tahun ajaran baru, seragam karyawan dari perusahaan-perusahaan, dan permintaan berbagai macam konveksi untuk kepentingan pemilihan umum dan sebagainya.
Setidaknya ada beberapa hal harus dimiliki agar dapat mengembangkan bisnis ini dengan baik. Pertama adalah ketekunan dari pebisnis. Pengalaman sebuah usaha keluarga yang sekarang diberi nama Arnity’s manik, pada saat berdiri hanyalah sebuah usaha sampingan. Namun karena melihat peluang yang besar, usaha ini akhirnya memproduksi sendiri permintaan pelanggan dalam bentuk barang siap pakai sesuai keinginan pelanggan, dimulai pada tahun 2000.
Tentunya bisnis tersebut tak langsung menjadi besar seperti sekarang. Seperti diutarakan Ruben Liando yang menjalankan program marketing, pada awalnya usaha yang saat ini berlokasi di Semarang tersebut juga dimulai dari bawah.
Faktor selanjutnya yang menentukan pengembangan usaha adalah masalah permodalan. Arnity’s manik, sebuah bisnis kecil hasil kerjasama Daud (di bagian konveksi) dan Andri (di bagian sablon) merasa belum terlalu beruntung mendapatkan order-order dalam partai besar.

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Usaha
Usaha ini dimulai pada bulan April tahun 2007. Nama usaha ini adalah Arnity’s Manik yang bergerak di bidang seni kerajinan tangan dengan memproduksi tas yang terbuat dari manik-manik. Selain tas, Arnity’s Manik juga memproduksi tempat handphone dan dompet untuk wanita. Arnity’s Manik melakukan usahanya di rumah milik sendiri yang berlokasi di Kavling Mekar Jaya, Jalan Pandawa No. 38, Bekasi. Karena usaha ini masih berbentuk home industri sehingga Arnity’s Manik belum memiliki surat izin usaha seperti nomor SIUP dan surat-surat legal lainnya.
Usaha ini dirintis oleh Bapak Aris karena melihat besarnya peluang pemasaran untuk tas manik-manik, karena tas manik masih belum beredar terlalu luas di pasar. Berawal dari coba-coba yang kemudian menjadi hobi, dan akhirnya Bapak Aris berinisiatif untuk menjadikan hobinya itu sebagai usaha setelah para tetangga berminat pada tas dan dompet buatannya.
Dengan modal awal Rp 500.000, Bapak Aris membangun Arnity’s Manik. Dan dengan dibantu oleh keluarga, tetangga, dan rekan kerjanya, usaha Bapak Aris kini mulai dikenal masyarakat dan hasil produksinya pun banyak di minati oleh banyak kalangan, dari anak-anak, remaja, dan orang tua. Dengan harga yang cukup terjangkau namun kualitas tetap di utamakan adalah prinsip utama dari Arnity’s Manik. Pengusaha Arnity’s Manik ini sangat berharap usaha yang sudah berjalan selama dua tahun ini dapat lebih berkembang dan daerah jangkauan pemasarannya juga bertambah luas.
Meskipun awalnya sulit namun Bapak Aris terus berjuang memasarkan barang produksinya. Beliau sempat mencoba metode konsinyasi, yaitu menitipkan barang produksinya kepada toko lain untuk dijual. Namun, kini beliau lebih memilih untuk memasarkannya sendiri agar keuntungan yang diraih lebih besar.
Sebagai usaha kecil, Arnity’s Manik memiliki karyawan sebanyak dua orang, yaitu anak-anak dari pemilik Arnity’s Manik yang ikut membantu proses produksi dan pemasaran atau pendistribusian barang produksi.
Karena Arnity’s Manik adalah usaha milik sendiri, maka penanggung jawab dari usaha ini adalah sang pemilik sendiri, yaitu Bapak Aris. Dengan dibantu oleh keluarganya.

2.2. ASPEK SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan yang akan kami tetapkan adalah perencanaan top-down di mana penentuan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang akan direkrut telah disesuaikan dengan rencana yang menyeluruh dari perusahaan baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu keputusan atas merekrut sumber daya manusia yang baru didasarkan atas keputusan bersama.
Pada tahap awal ini, jumlah tenaga kerja yang kami rencanakan adalah sebanyak tujuh orang yang terdiri dari:
a. Manajer : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
b. Departemen Keuangan : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
c. Departemen Produksi : 2 orang dengan gaji @ Rp250.000
d. Departemen Pembelian : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
e. Departemen Pemasaran : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
2. Kompensasi
Pemberian kompensasi akan diberikan kepada setiap karyawan ketika mengalami peningkatan penjualan pada waktu-waktu tertentu. Dan besarnya kompensasi adalah sebesar 5% dari laba yang diperoleh.
3. Keselamatan kerja
Program keselamatan kerja sangat penting agar setiap karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien selain itu dapat meningkatkan produktivitas. Untuk itu program keselamatan kerja yang diberikan adalah memberi jatah waktu libur selama 1 hari kepada karyawan setiap minggunya.

4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan dilaksanakan untuk mengetahui tugas dan fungsi masing-masing para tenaga kerja dengan jelas. Dan diupayakan agar kegiatan usaha pembuatan tas ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Secara struktural, susunan organisasi ARNITY’S MANIK adalah sebagai berikut :
1. Direktur
Adapun tugas dan wewenang Direktur adalah :
a.   Bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh kegiatan operasional perusahaan.
b.   Memberikan tugas wewenang kepada seluruh bagian tentang tugas dan tanggung jawab yang harus di jalankan.
2. Bagian Produksi
Tugas dan wewenang yang harus dijalankan oleh bagian produksi:
a.   Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan produksi agar tidak terjadi discontinue produksi
b.   Memberikan tugas dan kewajiban pada para karyawan produksi tentang kegiatan yang akan dijalankan
c .  Melaporkan seluruh kegiatan proses produksi yang dijalankan kepada Direktur.
3. Bagian Pemasaran
Hal-hal yang menjadi tugas dan wewenang oleh bagian pemasaran diantaranya:
a. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan pemasaran
b. Memberikan laporan tentang kegiatan pemasarn yang dijalankan kepada direktur
4. Bagian Keuangan
Bagian ini bertugas dan mempunyai tanggung jawab yang harus dijalankan seperti:
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi
b. Memberikan laporan tentang keuangan dan administrasi karyawan kepada Direktur
5. Karyawan
Karyawan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menjalankan tugas dan wewenang yang ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan
2.3. ASPEK PRODUKSI/OPERASI
2.3.1 Jenis Produksi yang Dihasilkan
Arnity’s Manik bergerak di bidang seni kerajinan tangan dengan memproduksi tas yang terbuat dari manik-manik dan payet-payet. Selain tas, Arnity’s Manik juga memproduksi tempat handphone, dompet untuk wanita dan kotak tissue.
2.3.2 Proses Produksi
Arnity’s Manik memproduksi tas, dompet, tempat handphone, dan kotak tissue. Dalam satu bulan Arnity’s Manik memproduksi 6 unit tas (3 tas besar dan 3 tas kecil), tempat handphone 12 unit, kotak tissue sebanyak 7 unit, dan dompet 10 unit, dengan jumlah hari kerja 20 hari per bulan. Setiap unit tas, tempat handphone, dompet, dan kotak tissue, usaha ini membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
-          Manik-manik biasa – Retsluiting
-          Kenur / senar – Kancing
-          Kain (furing)
-          Manik kristal
Proses membuatnya dimulai dengan membuat pola gambar tas atau dompet yang akan dibuat. Setelah membuat pola, mulai membuat pola dasar atau bentuk dasar tas. Setelah bentuk dasar selesai, mulai merangkai bentuk dasar menjadi kerangka tas. Lalu kerangka mulai dibuat tas seutuhnya. Semua proses itu dilakukan secara manual dengan kecepatan dan ketelitian mata dan tangan.
Setelah tas selesai, lalu diberi furing atau kain pelapis dalam tas. Tas diberi retsluiting dan kancing penutup tas. Bagian pemasangan furing dan retsluiting dilakukan dengan bantuan mesin jahit. Dan terakhir adalah merapihkan bagian-bagian tas yang masih kurang rapi.
Proses pembuatan dompet, tempat handphone dan kotak tissue juga sama dengan proses pembuatan tas. Hanya saja ada yang memakai furing dan ada juga yang tidak.
2.3.3 Fasilitas Produksi
Dalam memproduksi barang, Arnity’s Manik menggunakan perlengkapan dan peralatan sebagai berikut :
-          Gunting
-          Pisau Carter
-          Mesin jahit
-          Lemari tempat menyimpan tas, dompet, tempat handphone, dan kotak tissue yang siap di jual
-          Jarum jahit
2.3.4 Cara Distribusi
Arnity’s Manik menggunakan cara distribusi langsung, dengan menawarkan langsung kepada pembeli. Selain itu, Arnity’s Manik juga menerima pemesanan tas, dompet, tempat handphone, dan kotak tissue. Arnity’s Manik memilih distribusi langsung kepada pembeli karena lebih mudah dan agar lebih dikenal oleh masyarakat.


2.4. ASPEK KEUANGAN
2.4.1 Perincian Biaya-biaya
Dalam membuat laporan keuangan, Arnity’s Manik tidak menggunakan laporan sesuai dengan akuntansi. Usaha ini hanya membuat laporan laba-rugi dan laporan arus kas, dengan perincian biaya sebagai berikut (dalam bulan) :
    Manik Biasa, 5 pon @ Rp 30.000                         =  Rp 150.000
    Manik Kristal, 5 pon @ Rp 50.000                       =  Rp 250.000
    Kenur / senar besar                                                =  Rp 15.000
    Kenur / senar kecil                                                =  Rp 10.000
    1 dus kancing @ 100 kancing                               =  Rp 15.000
    1 dus retsluiting                                                    =  Rp 35.000
    Kain lapis dalam (furing) 10 m @ 3000               =  Rp 30.000
    Biaya ongkos jahit 20.000 x 35 unit                     =  Rp 700.000
    Biaya transportasi                                                 =  Rp 20.000 +
                                                                                         Rp 1.225.000
 Modal awal usaha adalah Rp 500.000v
Dibawah ini adalah rincian harga barang produksi per unit :
1.      Tas manik besar                                                     =   Rp 80.000
2.      Tas manik kecil                                                     =   Rp 50.000
3.      Kotak tissue                                                          =   Rp 75.000
4.                                                                                                                                                                                          Dompet                                                                 = Rp 45.000 s.d 50.000

2.4.2 Laporan Laba / Rugi
Berikut ini adalah laporan laba / rugi dari Usaha Arnity’s Manik periode 31 Oktober 2009.
ARNITY’S MANIK
Laporan Laba / Rugi Periode 31 Oktober 2009
Pendapatan dari kegiatan produksi                 Rp 1.325.000


Biaya-biaya :
Biaya bahan baku                                            Rp 500.000
Biaya angkut pembelian                                  Rp 25.000
Biaya ongkos jahit                                          Rp 700.000
                                                                        Rp 1.225.000 –
Laba bersih                                                      Rp 100.000
Jadi, dengan pendapatan rata-rata Rp 1.325.000 per bulan, Usaha Arnity’s Manik mendapatkan laba bersih Rp 100.000 tiap bulannya.

2.4.3 Laporan Arus Kas
Berikut ini adalah laporan arus kas dari Usaha Arnity’s Manik periode 31 Oktober 2009.
ARNITY’S MANIK
Laporan Arus Kas
Periode 31 Oktober 2009
Saldo kas 1 Oktober 2009                  Rp 1.300.000
Arus kas dari kegiatan :
Kas masuk                                           Rp 1.250.000
Kas keluar                                           Rp 1.225.000 – Rp 25.000 +
Arus kas bersih dari kegiatan operasi perusahaan Rp 1.325.000

2.5. ASPEK PEMASARAN / MARKETING
Toko ARNITY’S MANIK merupakan toko yang memproduksi tas, khususnya tas imitasi dan tas kulit. Untuk dapat menjalankan penerapan strategi persaingan diperlukan perencanaan yang harus dilakukan oleh toko sebelum memperkenalkan produknya, yaitu terlebih dahulu harus dilakukan survey atau riset pasar oleh pengusaha. Survey atau riset pasar yang dilakukan toko ARNITY’S MANIK dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar minat konsumen terhadap produk tas khususnya tas imitasi dan tas kulit yang akan dipasarkan oleh tokonya.

Selain untuk mengetahui minat konsumen terhadap produk yang akan dipasarkan, survey pasar atau riset pasar juga berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kekuatan para pesaing yang akan dihadapi oleh pembisnis tas.
 Setelah melakukan survey pasar atau riset pasar dalam melakukan kegiatan untuk mencari pelanggan toko ARNITY’S MANIK menerapkan rencana tersebut dengan menggunakan strategi persaingan sebagai berikut:
a.       Strategi memperkenalkan produk
Keadaan persaingan antara toko yang satu dengan toko yang lain memaksa pengusaha untuk menetapkan strategi produk yang lebih baik, artinya memproduksi barang yang benar-benar memenuhi selera konsumen baik jumlah, mutu maupun harga dipasaran.
Dalam memproduksi barangnya, Toko ARNITY’S MANIK selalu memperhatikan selera dari konsumen dalam melakukan pembelian karena akan mempengaruhi toko. Sebelum memproduksi Toko ARNITY’S MANIK selalu membuat perencanaan dengan maksud agar barang yang di produksi laku terjual. Permintaan untuk menentukan jumlah barang yang di produksi Toko ARNITY’S MANIK selalu memperhatikan keadaan seperti :
·         Model barang yang diminati oleh masyarakat
·         Kualitas barang yang banyak dipasaran
·         Kondisi perekonomian, pada umumnya termasuk kemampuan daya konsumen
·         Saluran distribusi, bagaimana menyalurkan barang tepat waktunya.
·         Mengadakan pertemuan pada relasi.
Jadi, produk yang dihasilkan sangat ditentukan oleh selera pasar atau mekanisme pasar, dimana lebih ditekankan pada orientasi pasar agar barang yang diproduksi sesuai dengan kemauan konsumen.



b.      Strategi Penetapan Harga
Dalam pelaksanaan persaingan, setiap toko selalu menerapkan strategi persaingan harga jual yang tepat, dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan yang paling baik bagi toko-toko.
Berhasil atau tidaknya kegiatan usaha ini sangat tergantung pada tepat tidaknya penetapan harga jual. Penetapan harga jual yang dilakukan Toko ARNITY’S MANIK yaitu dengan memperhatikan factor-faktor biya produksi, dimana perusahaan bila ingin menjual produksinya harus menghitung berapa biaya yang dikeluarkan toko.
Dengan memperhatikan biaya-biaya produksi tersebut maka dalam hal ini Toko ARNITY’S MANIK menggunakan metode penetapan harga biaya plus (Cost plus pricing Method), dimana harga jual ditentukan dengan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan toko ditambah dengan laba yang didapat dari toko.
Penetapan harga jual mengharuskan Toko ARNITY’S MANIK untuk tidak menaikkan harga, dengan tujuan dapat menguasai pasar dalam suatu saingan. Oleh karena itu Toko ARNITY’S MANIK melakukan penghematan atas biaya produksi yang dikeluarkan dan melakukan efesiensi dalam toko agar dapat bersaing sehingga dengan melakukan kebijakan harga tersebut diharapkan toko akan mampu meningkatkan volume penjualan dari tahun ke tahun.
d.      Strategi Mempromosikan produknya.
Promosi adalah suatu kegiatan yang dijalankan produsen dalam rangka memperkenalkan produk dan meningkatkan pelanggan, disamping untuk menghadapi persaingan.
Untuk menciptakan peningkatan pelanggan ini, kegiatan promosi yang dilakukan toko ARNITY’S MANIK yaitu dengan promosi penjualan diantaranya dengan mengadakan discount atau potongan harga khusus bagi karyawan serta konsumen atau pelanggan tetap Toko ARNITY’S MANIK dan konsumen atau pelanggan yang baru jika melakukan pembelian produk dalam jumlah besar.
2.6. ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI
            Pada aspek social dan ekonomi, diharapkan toko ARNITY’S MANIK dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak,  terutama penciptaan tenaga kerja di daerah sekitar. Hal ini juga diharapkan akan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
 Gambar-Gambar Tas ARNITY’S MANIK
         

           

         



BAB III
PERMASALAHAN dan KENDALA


Masalah pemasaran saat ini yang dihadapi para pengusaha tas adalah berkurangnya minat masyarakat terhadap produk dari kulit karena harganya yang relatif mahal. Konsumen cenderung memilih produk dari kulit imitasi atau dari campuran antara kulit dengan imitasi karena harganya lebih murah.
Secara umum, permasalahan pemasaran usaha kecil adalah kemampuan yang masih lemah untuk menembus pasar luar negeri. Industri tas kulit pun mengalami masalah yang sama. Padahal selama ini produk kulit tas telah masuk pasar luar negeri namun selalu melalui pihak asing sebagai pemesan dan sekaligus pemasar. Dan tentu saja pemasaran produk ini dengan menggunakan merk si pemesan tersebut. Hal ini merugikan karena nama Tanggulangin akan sulit untuk dikenal serta hilangnya value added yang seharusnya bisa dinikmati para pengrajin kulit. Permasalahan ini akan bisa teratasi jika ada pihak yang bisa mempertemukan langsung antara produsen tas kulit dengan pasar luar negeri serta mempromosikan produknya dengan merk sendiri.
Dengan adanya kendala kurangnya bahan baku serta tantangan akses langsung ke pasar luar negeri, maka perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi kendala dan tantangan tersebut. Untuk kasus kurangnya bahan baku kulit, para pengrajin berharap campur tangan pemerintah dalam mengatur harga dan arus keluar-masuk bahan tersebut dari dan ke luar negeri, sehingga pasokan bahan baku dalam negeri kembali dapat memenuhi kebutuhan para pengrajin. Bahkan para pengrajin kulit dalam negeri berharap adanya peraturan yang melarang ekspor kulit mentah. Selain itu untuk membuat akses langsung ke pasar luar negeri, pemerintah diharapkan mampu menjembatani antara produsen dalam negeri dengan konsumen atau pedagang luar negeri.
Perkembangan industri tas dalam memproduksi tas imitasi dan tas kulit pada saat sekarang ini memamg cukup pesat, sebab manusia membutuhkan tas untuk pelengkap dalam berpergian maupun sebagai prestise pribadi. Hal ini akan menyebabkan adanya persaingan sesama toko-toko tas yang ada. Ini terbukti dengan semakin banyaknya departemen-departemen store di Jakarta maupun di daerah-daerah lain di Indonesia. Dan mereka sama-sama ingin memberikan yang terbaik. Dan masing-masing mempunyai keunggulan dalam produknya.
Dengan keadaan pasar yang semakin dibanjiri oleh macam-macam produk, maka bisa menimbulkan pengaruh tersendiri bagi konsumen, terutama dalam melaksanakan pembeliannya. Yaitu adanya kecenderungan untuk bersikap lebih hati-hati dalam memilih suatu barang. Hal tersebut di atas akan mendorong para pengusaha untuk dapat lebih meningkatkan kualitas suatu produknya.
Dalam kenyataan yang demikian, dapat dikatakan bahwa perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang berhasil mendapatkan pelanggan. Dan untuk mendapatkan para pelanggan, sangat diperlukan bagi perusahaan dalam melakukan strategi persaingan yang sangat efektif. Sehingga apabila strategi persaingan tersebut dapat diterapkan dengan baik, maka selain akan mempercepat pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, dan dengan keuntungan yang harus didapat, akan memberikan harapan yang besar pula untuk mengadakan peningkatan dalam memajukan usaha. Sehingga nyatalah bahwa penerapan strategi persaingan sangat penting dalam merebut pelangan dan memajukan suatu toko.












BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan pemilik usaha Arnity’s Manik, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Arnity’s Manik adalah salah satu contoh usaha kecil yang dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi usaha-usaha kecil lainnya. Dan usaha Bapak Aris ini telah membuktikan bahwa tidak ada hal yang mustahil dan sia-sia. Bila sesuatu dikerjakan dengan tekun dan pantang menyerah maka kita dapat meraih kesuksesan.
Dengan modal awal Rp 500.000, beliau dapat membangun usaha ini. Dengan usaha yang penuh kerja keras, kini Bapak Aris dapat memproduksi 35 unit barang dagangan yang termasuk ke dalamnya seperti tas, dompet, dan lain-lain. Dengan usahanya saat ini, beliau mendapatkan pendapatan rata-rata perbulan Rp 1.325.000, dengan keuntungan atau laba sebesar Rp 100.000.

4.2 Saran
Usaha ini memang maju dan cukup baik, hanya saja usaha ini perlu di legalkan dengan melengkapi surat izin usaha seperi SIUP dan TDP. Selain itu pemasaran produk yang dilakukan juga harus lebih luas lagi tidak hanya melalui mulut ke mulut tapi juga lewat media elektronik atau media cetak, dan bisa juga menggunakan teknologi internet.
Selain itu penambahan karyawan juga diperlukan untuk mengantisipasi bila terjadi kelebihan permintaan, karena melihat kondisi pasar saat ini, penjualan tas dan dompet manik dapat menarik konsumen yang lebih besar jika ditunjang dengan cara pemasaran dan inovasi-inovasi baru dalam pembuatan produk.




DAFTAR PUSTAKA



Husnan, Suad dan Suwarsono. 2005. Studi Kelayakan Proyek : Edisi 4. Yogyakarta. AMP YKPM

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi 10. Terjemahan Hendra Teguh. Jakarta : Salemba Empat

Hasibuan Malayu. 2003. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media – Kencana. Bogor.
Primyastanto M. 2003. Evaluasi Proyek Dari Teori Ke Praktek (Studi Pembesaran Ikan Gurame). PT. Danar Wijaya – Brawijaya University Press. Malang.
Pudjosumarto M. 1992. Evaluasi Proyek Uraian Singkat dan Soal Jawab. Liberty. Yogyakarta.
Riyanto Bambang. 1995. Dasar – Dasar Pembe-lanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Surakhmad W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung
Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek, Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan Edisi I. J & J Learning. Yogyakarta.
Swasta B. dan Sukotjo. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Liberti. Yogyakarta.
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
http://www.nganjukwarintek.go.id/ina/maintengah.php?id=1














KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan penulisan yang berjudul “USAHA ARNITY’S MANIK”. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan penulisan ini dapat selesai.
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota Semarang. Dengan penulisan ini penulis bermaksud untuk menambah wawasan mahasiswa, dosen dan semua pihak yang terkait mengenai UMKM yang ada di Kota Semarang. Menyadari bahwa globalisasi telah membawa Indonesia menuju pasar bebas, dan UMKM yang ada di Indonesia harusnya menjadi salah satu masalah yang harus lebih diperhatikan demi kelangsungan hidup usaha dan kesejahteraan masyarakat.
Menyadari bahwa laporan penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun, demi perbaikan laporan penulisan selanjutnya. Semoga laporan penulisan ini dapat dipahami dan bermanfaat. Terima kasih atas perhatiannya.


Semarang, 20 Agustus 2010
Penulis






 

DAFTAR ISI




Kata pengantar..............................................................................i
Daftar isi......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah.........................................................1
1.2  Rumusan dan Batasan Masalah................................................2
1.3  Tujuan Penulisan...................................................................2
1.4  Manfaat Penulisan.................................................................2
1.5  Metode Pengumpulan Data.....................................................3
BAB II ASPEK KELEMBAGAAN
2.1 Latar Belakang Usaha............................................................4
2.2 Jumlah Karyawan..................................................................5
2.3 Tanggung Jawab...................................................................5
2.4 Struktur Organisasi Usaha.....................................................5
BAB III ASPEK USAHA
3.1 Jenis Produksi yang Dihasilkan..............................................6
3.2 Proses Produksi....................................................................6
3.3 Fasilitas Produksi.................................................................7
3.4 Cara Distribusi.....................................................................7
BAB IV ASPEK KEUANGAN
4.1 Perincian biaya-biaya............................................................8
4.2 Laporan Laba/Rugi................................................................9
4.3 Laporan Arus Kas.................................................................10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................11
5.2 Saran..................................................................................11



PELAKU EKONOMI UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
Usaha Pengrajin Tas Manik-Manik Arnity’s Manik Di Kota Semarang




Oleh :
Nama : Moh Rozikin
Kelas : Manajemen
NPM : B.131.08.0280




Tahun 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar